Takengon – Sebanyak 1.639 siswa di Kabupaten Aceh Tengah berusia 12-17 tahun yang sudah menerima vaksin COVID-19 tahap pertama sejak kegiatan tersebut digelar 20 September lalu.
Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Aceh Tengah Yunasri yang juga merupakan Plt Kepala Dinas Kesehatan, di Takengon, Senin (27/9).
Yunasri juga menyampaikan bahwa proses vaksinasi terhadap siswa ataupun remaja di Aceh Tengah tidak mengalami kendala apapun.
"Alhamdulillah sampai dengan saat ini, pelaksanaan vaksinasi bagi para siswa atau usia remaja, tidak ada masalah, tadi juga kami sudah mengunjungi beberapa pesantren dan melibatkan wali santri untuk mengkomunikasikan rencana vaksinasi bagi para siswa dan santri tersebut, kami berupaya untuk mensosialisasikan dan mengedukasi kepada wali santri bahwa vaksinasi bagi para siswa dan santri itu sangatlah penting agar kegiatan belajar mengajar secara normal melalui pembelajaran tatap muka bisa segera dilaksanakan secara penuh," ungkap Yunasri.
Yunasri juga menyampaikan bahwa target vaksinasi bagi siswa atau usia remaja adalah siswa atau remaja yang berumur dari 12-17 tahun, baik yang berada di sekolah umum maupun sekolah agama (pesantren).
"Partisipasi siswa dan dukungan orang tua murid di Aceh Tengah untuk ikut divaksin cukup baik, kita berharap proses vaksinasi kedepannya, tidak ada penolakan dari orangtua atau wali murid, sehingga seluruh pelajar yang berada dalam rentang usia 12-17 tahun bisa memndapatkan layanan vaksinasi untuk meningkatkan imun tubuh mereka," lanjutnya.
Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penolakan dari orang tua atau wali murid, pihaknya akan terus pro aktif melakukan pendekatan dan edukasi kepada para orangtua siswa.
"Kalaupun nantinya ada penolakan dari orang tua siswa, kita akan terus lakukan edukasi pada mereka, namun sampai hari ini, belum pernah ada penolakan, sehingga proses vaksinasi siswa dapat berjalan lancar dan aman-aman saja," sambungnya.
Jubir Satgas ini juga menyampaikan bahwa proses vaksinasi untuk siswa atau remaja ini ditargetkan selesai pada akhir September. Agar target tersebut dapat tercapai, pihaknya akan terus melakukan pendataan atau screening bagi siswa yang ingin divaksin, agar diketahui apakah ada siswa yang boleh atau tidak boleh divaksin karena riwayat penyakit tertentu.
Sementara kepada para orangtua yang anaknya kan menjalani vaksinasi, Yunasri berpesan agar sebelum berangkat, pastikan anak sudah sarapan dengan standar gizi cukup.
"Bagi anak yang akan divaksin, sebagai persiapan tolong usahakan sebelum divaksin jangan melewatkan sarapan, kadang-kadang ada anak-anak tidak biasa makan pagi, akibatnya sebelum atau setelah divaksin malah mengalami pusing atau mual, setelah itu seolah-olah itu terjadi akibat divaksin, padahal itu karena memang kondisi siswa kurang fit akibat tidak sarapan atau mendapat asupan gizi sebelum divaksin," jelasnya.
Lebih lanjut Yunasri menjelaskan bahwa sebenarnya tidak akan ada efek berat dari vaksinasi itu seperti kejang-kejang, tidak sadarkan diri atau bahkan kelumpuhan apabila proses screening yang dilakukan terlaksana dengan baik.
"Vaksin yang kita berikan kepada para siswa atau remaja ini adalah vaksin jenis Sinovac. vaksin ini juga nantinya akan kita berikan sebanyak dua kali kepada para siswa atau remaja vaksinasi kedua akan dilakukansetelah melewati masa 28 hari waktu dari vaksinasi dosis pertama," terangnya.
Meski sudah menargetkan akhir September, vaksinasi bagi para pelajar atau remaja di daerah ini sudah tuntas, namun Yunasri mengeskan apabila target tersebut belum tercapai pada akhir bulan ini, kegiatan vaksinasi untuk siswa ini akan tetap dilanjutkan.
“Kita memang menargetkan akhir bulan Sempember ini bisa tuntas, tapi kalaupun target ini belum tercapai karena berbagai faktor, seperti kendala jarak dan kondisi wilayah, vaksinasi ini akan tetap kita lanjutkan sampai mencapai seratus persen,” pungkasnya.