Sumbawa Barat - Bupati Sumbawa Barat W. Musyafirin secara khusus meminta penambahan mesin panen kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk memaksimalkan hasil puncak panen raya jagung dan padi pada bulan ini.
Hal itu diutarakan bupati saat melakukan video conference dengan mentan di Lang Salid, Desa Mura, Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat, Selasa (14/4).
"Ada satu masalah yang dihadapi pada masa pandemi COVID-19 ini, yaitu kami kekurangan buruh tani dan mesin panen sekitar 21 unit," kata bupati di Taliwang.
Bupati melaporkan, hingga saat ini KSB baru melakukan panen sebesar 60 persen atau sekitar 5.942 hektare lahan padi dan 4.000 hektare jagung.
Kekurangan buruh tani ini, ujar bupati, diakibatkan wabah COVID-19 sehingga pergerakan manusia harus diawasi dan berpotensi mengurangi para buruh tani.
"Hanya masalah buruh tani atau mesin panen saja, untuk harga dan stok gabah serta lainnya semuanya dalam keadaan baik," ujarnya.
Menanggapi keluhan bupati KSB, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemerintah pusat akan maksimal memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk memberikan dukungan alat dan tenaga agar panen raya dapat berjalan dengan maksimal dan harga gabah tetap stabil.
"Kita harus maksimal demi rakyat, harga beli gabah tidak boleh turun," jelas mentan.
Syahrul juga meminta kepada kepada anggota TNI dan Polri untuk membantu masyarakat, mengawasi dan mendukung panen raya tersebut agar berjalan dengan baik.
Mentan juga meminta kepada setiap kepala daerah untuk mengawasi proses panen dan penggilingan sehingga penyerapan pangan dapat berjalan maksimal.
"Kita akan all-out atau melakukan segalanya untuk menjaga 11 komoditas pertanian atau bahan pokok supaya pada masa-masa sulit seperti ini harganya tetap stabil dan stoknya tetap tersedia," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Suhadi mengatakan, untuk memaksimalkan panen raya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan para penyuluh pertanian untuk mendata masyarakat yang dapat dijadikan buruh tani.
"Kita sebenarnya masih punya tenaga lokal, tetapi karena wabah COVID-19 ini berpotensi berkurang, sehingga membutuhkan mesin panen," katanya.
Dia juga menjelaskan, kebutuhan beras masyarakat KSB mencapai 5.000 ton per tahun atau 114 gram per orang per hari dikali jumlah penduduk, dikali 360 hari.
"Saat ini stok pangan di Bulog KSB masih aman dan mencukupi," tambahnya.