Palembang - Hujan deras yang terjadi beberapa pekan terakhir ini membuat sejumlah kawasan di Kota Palembang tergenang. Namun, dibandingkan kondisi 2020, tahun ini jauh lebih baik. Bahkan sebelumnya, ada 56 titik genangan air, kalau sekarang sudah turun menjadi 33 titik dengan waktu dan luasan juga berkurang.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas PU PR Palembang Ahmad Bastari Yusak. Ia mengatakan, hujan yang terjadi kemarin cukup deras sehingga membuat genangan air tinggi di sejumlah titik kota Palembang.
"Kita, Palembang terus membangun pengendalian banjir. Salah satunya pengadaan fasilitas mesin pompa air untuk menyedot genangan dan segera dibuang ke aliran sungai," ujarnya di Palembang, Kamis (16/9).
Salah satunya, kata Bastari, di kawasan Jalan Kapten A Rivai, kita ada satu mesin pompa disana berkapasitas 1.000 liter per detiknya, namun memang kebutuhan disana (A Rivai,read) harusnya 3.000 liter per detik.
Oleh Karena itu, sambung dia, kita kembali mengusulkan untuk tahun depan menambahkan mesin pompa disana. Mengenai jumlahnya, dirinya berharap bisa terealisasi dua mesin dengan masing-masing kapasitas 1.000 liter per detiknya.
Solusi lainnya yang terus dikerjakan Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas PU PR Palembang yakni melalui tambahan resapan air.
"Untuk tambahan kolam retensi, selama ini terkendala lahan, dimana sudah sangat ekonomis jadi harganya tinggi," jelasnya.
Meski demikian, ia menegaskan untuk terus mencari lahan dengan studi kelayakan dan harga yang wajar, termasuk pelebaran aliran air, itu semua kita harus benahi semuanya.
Bastari menyebutkan, bendung sedang melakukan pengerukan dan di Sekanak sedang ada pemasangan turap dan semua diharapkan pada Desember nanti akan selesai pekerjaannya. Semuanya, kata dia, sebagai antisipasi kemungkinan curah hujan akan kembali tinggi di Januari 2022 mendatang.
"Jika pekerjaan di Bendung dan Sekanak selesai, waktu air pasang, kan bisa menjadi resapan air hujan, di sana," katanya.
Ia menambahkan, sebenarnya kita perkirakan di Oktober nanti akan memasuki musim hujan, berdasarkan perkiraan BMKG, namun datangnya hujan lebih cepat, sejak 1 September lalu sudah hujan.
Secara keseluruhan, Bastari menegaskan, Alhamdulillah, jauh berkurang (cepat surut genangan air). Ia mencontohkan, kalau sebelumnya, di Simpang Polda itu sampai 12 jam baru kering (surut), kalau sekarang 6 jam sudah surut.
Lalu, sambung dia, di Jalan Basuki Rahmat, Jalan R Soekamto itu sudah dibawah 6 jam surut, bahkan ada yang 2 jam sudah surut genangan airnya.
"Sekitaran retensi RS Khodijah cepat keringnya, Jalan Veteran 1 jam saja sudah clear (kering,read), bahkan kemarin sebelum magrib sudah kering," terangnya.
Contoh lainnya, ia menyebutkan, Jalan Mayor Ruslan, Jalan Bay Salim itu semua dibawah 2 jam sudah kering dari genangan air.
"Semua ini mengacu kepada standar yang ada, genangan jangan sampai 30 centimeter dan harus dibawah 2 jam sudah kering." terangnya.
Antisipasi juga dijelaskan Bastari, pihaknya memaksimalkan pomda mobile, dan juga para petugas di lapangan yang selalu siap turun mengatasi genangan air.
"Kita juga punya 3 pompa mobile dan 580 petugas lapangan yang selalu siap," pungkasnya