“Saya ingin mengajak seluruh kepala sekolah untuk kepong bakol mempersiapkan Asesmen Nasional, sebab menurutnya dari semua sekolah belum semua bisa memenuhi persyaratan atau kriteria untuk menyelenggarakan AN secara mandiri. Kalau semua bekerjasama, tentu kebijakan yang turun dari pusat bisa diimplementasikan, terlebih kebijakan AN merupakan dampak dari dihapusnya Ujian Nasional (UN). Meski masih ada beberapa satuan pendidikan yang belum siap menghadapi asesmen nasional, kita optimistis kebijakan ini bisa dilaksanakan,” kata Muhammad Ayub saat menyampaikan materi Sosialisasi Pembelajaran Asesmen Jenjang Sekolah Dasar 2021 di Hotel Dangau, Sabtu (11/9).
Meski demikian, Ayub melihat banyak perbedaan yang terjadi antara AN dan UN secara sederhana targetnya berbeda dan pesertanya berbeda.
Dari berbagai persiapan yang harus dilakukan, Ayub secara umum membaginya pada beberapa klasifikasi yakni persiapan di sector sarana dan prasarana serta persiapan sumber daya. Ada syarat minimal perangkat yang harus dipersiapkan. Untuk itu, Ayub menyarankan agar sekolah mempersiapkan dan harus dimulai berdasarkan kemampuan masing-masing sekolah.
“Kalau untuk sarana dan prasarana untuk kebutuhannya, pemerintah memberikan dukungan kepada sekolah melalui penyaluran dana BOS kepada sekolah, sedangkan untuk SDM yang diperlukan adalah adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan serta update terhadap informasi-informasi terbaru,” tutur Ayub.
Ia menganjurkan para kepala sekolah dan guru mesti mengenyangkan intelektualitas masing-masingterhadap hal-hal yang baru di dunia pendidikan. Artinya, guru dan kepala sekolah harus mencari referensi maupun informasi dari berbagai sumber yang bisa dipahami.
Sementara itu, Ketua Tim Asesmen Nasional Kabupaten Kubu Raya M. Firdaus menginginkan setiap sekolah sudah mulai mempersiapkan diri, sebab setiap tahun kebijakan terus bergulir sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan.
“Kalau tidak sekarang kapan lagi kita harus melakukannya. Praktik penundaan yang dilakukan sekolah tentu berdampak pada stagnasi kualitas pendidikan yang ada,” tutur Kabid Pembinaan SMP Dikbud Kubu Raya ini.
Menurutnya, dengan menunda persiapan tahun ini, sudah dipastikan sekolah yang bersangkutan akan mengalami ketertinggalan dari yang lain.
Meski demikian, Firdaus optimis dengan semangat yang tinggi, komitmen dan menajerial yang bagus, beberapa sekolah yang memiliki letak dan kondisi serta fasilitas jauh berbeda dari sekolah yang di perkotaan ternyata bisa melakukan apa yang diinginkan dari pemerintah pusat.
“Ada sekolah di Desa Limbung dan Batu Ampar yang pada saat UNBK tahun lalu bisa melaksanakannya secara mandiri. Kita apresiasi kemauan dan komitmen seluruh elemen yang mampu mewujudkan keinginan tersebut,” tutur Firdaus.