Singkawang – Sebanyak 106 pelajar sekolah Torsina III Plus Kota Singkawang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19. Pemberian vaksin dilakukan oleh tim vaksinator di basement gedung sekolah Torsina III Plus, Jumat (3/9).
Kepala Sekolah Torsina III Plus Kota Singkawang Edo Yulio Ricardo mengatakan, vaksinasi ini merupakan bentuk kerjasama Yayasan Torsina Singkawang dengan Pemerintah Kota Singkawang melalu Dinas Kesehatan dan KB. Ia menargetkan anak penerima vaksinasi COVID-19 dosis pertama sebanyak 106 anak.
“Sebelumnya pihak sekolah memang telah memiliki wacana untuk melaksanakan vaksinasi bagi murid. Hal ini berkaitan dengan rencana pelaksanaan sekolah tatap muka dengan syarat, yakni tenaga pengajar dan anak sekolah harus sudah divaksin. Sehingga kami berinisiatif untuk mengusahakan percepatan vaksinasi ini,” kata Edo.
“Sebenarnya rencana ini (vaksinasi) sudah lama, tetapi baru bisa terealisasikan sekarang. Kami juga sudah memberikan sosialisasi terkait pelaksanaan vaksinasi anak dan meminta persetujuan orang tua murid. Karena syarat sekolah tatap muka adalah gurunya harus divaksin dulu. Selain itu, kami juga harus mengupayakan agar siswa-siswa kami divaksin menjelang sekolah tatap muka,” tambahnya.
Seperti halnya vaksinasi COVID-19 bagi kelompok sasaran usia dewasa, pelaksanaan percepatan vaksinasi pelajar ini juga melalui empat tahapan, yaitu registrasi, skrinning, vaksinasi dan observasi. Namun yang berbeda, pada vaksinasi anak ini, setiap anak sekolah harus didampingi oleh orang tuanya dan menunjukkan fotokopi Kartu Keluarga di meja registrasi.
"Bagi siswa-siswa yang belum genap berusia 12 tahun, harus menunggu hingga usianya cukup untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19," ujarnya.
Sementara itu, Paurkes Polres Singkawang Novaldi Tribhekti mengatakan, masyarakat yang telah divaksin akan menerima kartu vaksinasi yang dilengkapi barcode. Barcode ini dapat mendeteksi setiap masyarakat yang sudah menerima vaksinasi.
“Jadi, ada pembaharuan dari pemerintah pusat pada wujud kartu vaksinasi yang diberikan. Pada kartu tersebut sudah tercantum barcode. Fungsinya, supaya masyarakat atau penerima vaksin tidak perlu repot mencetak lagi, jika nantinya ditemui gangguan pada Aplikasi PeduliLindungi,” terang Novaldi.
Ia juga menyebutkan pada kegiatan vaksinasi anak sekolah saat itu menyasar 118 orang dan persedian vaksin COVID-19 yang dibawa sebanyak 138 dosis. Selain itu, obat-obatan dan mobil ambulans juga dipersiapkan untuk berjaga-jaga jika penerima vaksin mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
“Persediaan dosis vaksin yang dibawa memang kami siapkan lebih untuk berjaga-jaga. Tujuannya untuk membantu masyarakat lainnya yang belum menerima vaksin sehingga percepatan herd immunity tercapai. Begitu herd immunity ini tercapai, tentunya masyarakat bisa melangsungkan pertemuan tatap muka, kegiatan ibadah, perjalanan keluar kota, dan lain-lain. Perlu diingat, meski sudah divaksin, tetap jalankan protokol kesehatan,” pungkasnya.