“Berdasarkan data yang kami peroleh, ada desa yang terdapat PAUD namun belum tersinkronkan di data pokok pendidikan (Dapodik). Untuk itu, kami berharap dukungan penuh dari kepala desa dan Bunda PAUD desa untuk sama-sama menuju ke arah bagaimana cara meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) yang lebih terorgansasi dan terpola melalui adanya satuan pendidikan anak usia dini di desa kita masing-masing," kata Ayub usai menghadiri Strategi Kepong Bakol Bunda PAUD Kubu Raya dalam mewujudkan PAUD Holistik Integritif dan sosialisai program PAUD LK Kementrian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek RI di hotel Dangau Kubu Raya, Kamis (26/8).
Ayub menuturkan, sampai saat ini sudah ada 31 desa yang harus didorong bersama-sama agar mampu mewujudkan PAUD Holistik Integritif, jika terdapat masalah, diharapkan bisa langsung disampaikan kepada pihaknya, terutama di Bidang PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF) agar bisa bisa fokus menangani berbagai masalah yang dihadapi PAUD.
“Dari program yang ada di desa, pemerintah desa mendapatkan peluang untuk melakukan intervensi yang besar terhadap dunia pendidikan melalui jalur PAUD ini dan kami menganjurkan supaya Kadesa dan Bunda PAUD desa sedapat mungkin mendirikan yang namanya PAUD desa, karena target kami kedepannya satu desa harus punya satu PAUD," ucapnya.
Ayub menambahkan, PAUD desa ini nantinya menjadi tanggung jawab desa untuk menganggarkan untuk pembayaran honor gurunya dan membeli perlengkapannya. Selain PAUD desa diharapkan juga ada PAUD-PAUD dari kontribusi masyarakat, sehingga kedepannya tidak hanya mengharapkan satu PAUD satu desa supaya anak-anak di Kubu Raya dapat tertampung pendidikannya di PAUD.
“Ada lima indikator dalam mengembangkan PAUD, selain pendidikan, ada juga pemeriksaan kesehatan, program koordinasi posyandu, program deteksi tumbuh kembang anak usia dini. Semua hal ini menjadi sesuatu yang harus kita seriuskan bersama dalam menangani anak usia dini," ujarnya.