Singkawang – Wakil Wali Kota Singkawang Irwan menjadi narasumber pada kegiatan Training of Trainer yang diselenggarakan oleh Setara Institute untuk mempelajari budaya kehidupan yang menjunjung nilai-nilai toleransi di Kota Singkawang.
Mengangkat tema “Inclusive Governance”, Irwan menerangkan bahwa toleransi merupakan fokus utama Pemerintah Kota Singkawang dalam menuju pemerintahan yang inklusif.
Ia menerangkan, pada tahun 2020, Kota Singkawang mendapatkan penghargaan sebagai daerah paling toleran dan berada di peringkat kedua se-Indonesia.
“Meski mengalami penurunan peringkat, hal ini tidak menggambarkan melemahnya nilai-nilai toleransi di kota Singkawang.” ujar Irwan, Minggu (22/8).
Irwan mengatakan, peran pemerintah yang inklusif dapat menata dan mengelola secara efektif segala bentuk pelayanan publik dengan melibatkan semua orang tanpa membeda-bedakan. Baik dari segi kebijakan, proses dan layanannya dapat diakses secara akuntabel dan responsif bagi semua anggota masyarakat.
Ia menjelaskan, Kota Singkawang merupakan salah satu daerah yang kaya akan kemajemukan, meski tingkat keberagaman masyarakat cukup tinggi namun toleransi kehidupan masyarakat Kota Singkawang yang berbeda agama maupun suku bangsa terpelihara dengan baik.
Irwan menambahkan, perwujudan toleransi Kota Singkawang, tidak hanya pada tataran pelaksanaan pemerintahan saja. Inklusivitas yang dibangun oleh pemerintah Kota Singkawang diturunkan dan ditransmisikan kepada masyarakat melalui program pemerintah maupun kegiatan publik berbasis budaya ataupun keagamaan.
“Implementasi toleransi di Kota Singkawang tidak hanya melalui inclusive governance, namun juga melalui inclusive society untuk mencapai harmonisasi pada kehidupan bermasyarakat.” ujar Irwan.
Implementasi tersebut terwujud dalam simbol keharmonisan dan toleran yang berbentuk tempat ibadah, kegiatan keagamaan dan kebudayaannya.
Dari segi bangunan, simbol umat beragama di kota Singkawang, yaitu Vihara Tri Dharma Budi Raya, Masjid Raya Singkawang, dan Gereja Katolik St. Fransiskus Asisi.
Dari segi kebudayaan, beberapa perayaan yang dikenal dan diterima masyarakat kota Singkawang, seperti perayaan Imlek dan Cap Go Meh, Hari raya Idulfitri dan Idul Adha, dan perayaan hari Natal dan Paskah.
Selain tempat ibadah dan perayaan hari besarnya, salah satu dari empat “Gong Perdamaian Nusantara Indonesia” berada di pusat Kota Singkawang. Simbol ini melambangkan bahwa kerukunan antar umat dan suku yang ada di Kota Singkawang terjaga dengan baik sejak lama.
Irwan mengajak masyarakat untuk bekerjasama dengan Pemerintah kota Singkawang dalam menjaga keharmonisan dan toleransi.
“Harapan saya, seluruh lapisan masyarakat turut menjaga keharmonisan dan toleransi di Kota Singkawang. Mari, bekerjasama dengan Pemerintah Kota Singkawang wujudkan masyarakat yang rukun sehingga terbentuklah inclusive society.” katanya.