Martapura - Gangguan informasi bisa memiliki dampak buruk seperti masyarakat menjadi tidak memahami situasi atau menimbulkan stigmatisasi. Hal ini mengemuka pada Webinar “Masuk Ke Ruang Digital: Pahami Literasinya!” melalui Zoom Meeting, Sabtu (14/8).
Webinar ini digelar dengan keynote speaker Bupati Banja Saidi Mansyur, moderator Aulia Mawardika, dan key opinion Dara Rizky Amalia. Sementara narasumber webinar kali ini Eddy Elminsyah Jaya selaku Direktur LPPL Radio Suara Banjar 100,4 FM sekaligus Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi Informasi Statistik dan Persandian (DKISP) Kabupaten Banjar. Selain itu Insan Nur Akbar seorang Komika dan Budayawan, serta M. Mabdiannoor seorang Jurnalis Amandit Radio.
Eddy Elminsyah Jaya, dalam pemaparannya membahas mengenai “Infodemik : Penyebab dan Dampak Buruk Bagi Penanggulangan Pandemi COVID-19” dan menjelaskan mengenai infodemik itu sendiri.
“Infodemik adalah kondisi berkembangnya informasi terkait suatu fenomena tanpa mempertimbangkan unsur kebenaran data dan fakta” ujarnya.
Dikatakan, infodemik tidak kalah bahaya dari pandemi COVID-19, isu ini mendapat perhatian besar mengingat berita palsu menyebar lebih cepat dan lebih mudah. WHO sendiri mengingatkan bahaya infodemik membuat orang semakin kesulitan mempercayai informasi yang diterima.
Eddy juga menjelaskan mengenai tiga bentuk infodemik yang beredar. Yaitu misinformasi atau penyebaran informasi yang tidak tepat akibat adanya ketidaktahuan informasi yang tepat. Kedua, disinformasi atau penyebaran informasi yang tidak tepat dan bersifat destruktif secara sengaja. Ketiga, malinformasi atau penyebaran informasi faktual yang merugikan pihak tertentu.
Menurutnya, perlu kebijakan dan ketelitian dalam menerima sebuah informasi maupun menyebarkannya, agar tidak menyebabkan kepanikan, rasa takut, kebencian maupun perselisihan. Masyarakat bisa memeriksa fakta dari sebuah informasi melalui komin.fo/inihoaks, turnbackhoax.id, cekfakta.com, s.id/infovaksin, covid19.go.id/p/hoax-buster dan melaporkan hoax di aduankonten.id.
Sementara narasumber lainnya, Insan Nur Akbar memaparkan mengenai “Budaya Digital: Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik di Dunia Digital”. Ia menjabarkan mengenai bahasa dalam penggunaannya ada bahasa jurnalistik, bahasa pergaulan dan bahasa marketing, namun dalam penggunaan tersebut perlu pula diperhatikan sebuah postingan itu untuk apa, untuk siapa, kapan dan dimana.
Ditambahkannya, penggunaan bahasa yang bijak menghasilkan postingan yang ramah digital, entah digunakan untuk teknik pemasaran maupun untuk informasi kepada masyarakat, bahasa yang digunakan haruslah tepat.