Singkawang – Pemerintah Kota Singkawang, Kalimantan Barat, berupaya untuk membudayakan kembali kegiatan bersepeda karena merupakan transportasi ramah lingkungan dan juga menyehatkan.
Sekretaris Daerah Kota Singkawang Sumastro menilai bersepeda menjadi sebuah bagian dari kenikmatan. Ia bercerita, dari awal mengenal sepeda dan nikmatnya bersepeda ada kaitannya dengan mengendalikan kondisi fisik yang sehat.
“Yang tadinya saya asam urat, sekarang sudah baik-baik. Kolesterol saya jauh menurun. Ini menjadi bagian dari kenikmatan,” ungkap sekda, Rabu (11/8).
Sejak bertugas sebagai Kepala Dinas Perhubungan, dirinya menganggarkan sepeda sebanyak 20 unit sepeda. Sepeda tersebut digunakan ASN untuk berolahraga hingga melaksanakan patroli pengawasan jalan raya.
Namun, menurut Sumastro, persoalannya adalah untuk memasyarakatkan sepeda khususnya di kalangan ASN supaya bersepeda menuju ke tempat kerja (bike to work).
“Saya melihat radius antara kantor dan rumah ASN yang tersebar di dalam kota tidak seberapa jauh,” ungkapnya.
Dirinya berkeinginan memanfaatkan momentum di masa pandemi untuk mencoba memperkenalkan bike to work, yang pelaksanaanya diserahkan kepada OPD masing-masing.
"Yang penting ada upaya kita untuk menggunakan kendaraan non motoris. Supaya kita segar, udara bersih, tidak polusi dan hemat energi,” ujarnya.
Ia menilai sepeda saat ini sudah menjadi gaya hidup. Yang menggunakannya pun sudah lintas generasi. Saat sekarang beragam sepeda menjadi pilihan, mulai dari harga yang mahal dan yang sederhana juga ada.
“Pilihan saja, kita bersepeda bukan mengejar gengsi, akan tetapi sehatnya dapat, ada kaitannya dengan mengurangi emisi gas buang,” katanya.
Khusus ASN, kata sekda, sebagai bagian dari role model masyarakat kenapa tidak melakukan itu sebagai keteladanan dan berpilaku hidup yang sehat terutama di masa pandemi.
“Mudah-mudahan upaya-upaya yang dilakukan kelompok masyarakat terutama penghobi sepeda menjadi bagian dari warna di Kota Singkawang," ujarnya.
Ia meminta supaya penegakan hukum terhadap anak-anak sekolah yang menggunakan sepeda motor tetapi tidak memiliki SIM.
“Kita tertibkan melalui forum LLAJ. Kita sepakati, SMP tidak diperkenankan menggunakan motor, SMA kelas 3 bolehlah. Atau ditegaskan sepanjang tidak memiliki SIM dilarang menggunakan sepeda motor,” katanya.
Hal ini, kata sekda, dapat mendorong atmosfer orang memilih sepeda sebagai sarana transportasi yang murah, tidak polusi udara dan sehat.
“Tinggal bagaimana kedepannya kita menata Singkawang harus punya jalur-jalur sepeda dan pengendara lain ramah terhadap pesepeda. Saya pikir Singkawang terbuka untuk hal ini,” ujarnya.