Kubu Raya - Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat, Muda Mahendrawan optimistis zona risiko akan berubah dari zona merah ke zona oranye atau kuning, seiring meningkatnya angka kesembuhan pasien COVID-19 dan jumlah Bed Occupancy Rate (BOR) yang sudah jauh menurun.
“Penurunan jumlah BOR ini dilihat dari meningkatnya angka kesembuhan pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit, yang mana 30 persen di RSUD Sudarso, RSAD Kartika Husada hampir 50 persen dan RSAU Dr. Sutomo angkanya juga sudah sangat rendah. Jadi kami optimistis zona risiko ini berubah," kata Muda Mahendrawan di sela meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 massal dosis kedua di halaman kantor bupati, Sabtu (7/8) pagi.
Selain itu, Muda menjelaskan, dari hasil Testing, Tracing dan Treatment (3T) di lapangan ternyata banyak warga yang sudah lama isolasi mandiri (isoman) sudah sembuh, sehingga ini merupakan fakta yang ditemukan di lapangan yang sangat signifikan, dan ada juga hasil yang sudah dua pekan baru keluar, sehingga saat keluarnya hasil positif itu, warga tersebut sudah lewat 11 hari dari masa isoman.
“Kondisi ini sudah menunjukkan jika kita sudah jauh dari hal-hal yang tidak mengkhawatirkan," jelasnya.
Muda menilai, satu di antara sebab berpengaruhnya terhadap zona risiko itu diperngaruhi tingkat BOR yang mulai tinggi karena di RSUD Kubu Raya ini hanya memiliki 16 bed ditambah adanya lonjakan pasien menjadi 13 orang beberapa waktu lalu, sehingga BOR-nya juga meningkat.
“Alhamdulillah, kita syukuri sampai hari ini tingkat kesembuhan pasien COVID-19 cukup tinggi, tentunya secara otomatis data BOR nya juga akan turun," ucapnya.
Ketua Satgas COVID-19 Kabupaten Kubu Raya ini menilai, hal yang paling terpenting tracingnya sudah dipercepat supaya masyarakat tidak perlu panik yang penting masyarkat tetap jalankan protokol kesehatan. Selain itu Pemkab Kubu Raya juga mempercepat vaksinasi.
Menurut Bupati Muda, zonasi itu bersifat fluktuatif. Saat ini ada 11 desa berstatus zona merah 4 desa oranye, sedangkan 103 desa lainnya relatif kuning dan hijau.
“Kita melihat konisi ini hanya fluktuatif saja, karena sehari atau dua hari bisa saja berubah statusnya. Namun hal yang perpenting ada langkah-langkah yang kita lakukan. Kita juga mengapresiasi masyarakat yang sadar melakukan swab sendiri, karena hal itu untuk mendeteksi dan mengidentifikasi supaya lebih efektif lagi," ujar Bupati Muda.