Kubu Raya - Executive General Manager Bandara (EGM) Internasional Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, Akbar Putra Mardhika mengatakan, pemberlakuan digitalisasi dokumen kesehatan sudah diterapkan di 20 bandara cabang Angkasa Pura II mulai 1 Agustus 2021.
"Pasca diberlakukannya digitalisasi dokumen kesehatan bagi penumpang di Bandara Internasional Supadio yang berjalan hari keempat ini sudah sangat baik progresnya," kata EGM Angkasa Pura II Kantor Cabang (KC) Bandara Internasional Supadio Pontianak Akbar Putra Mardhika di ruang chek in Bandara Supadio, Rabu (4/8).
Akbar Putra Mardhika menuturkan, berdasarkan data selama empat hari, sebanyak 1.200 penumpang yang terdaftar dan terkoneksi di aplikasi PeduliLindungi.
"Karena pemberlakuan digitalisasi dokumen kesehatan ini masih dalam masa peralihan, tentunya masih ada 35 persen penumpang yang melakukan validasi dokumen kesehatan secara manual," ujar Akbar.
Pria yang akrab disapa Bang Abay itu menambahkan, pihaknya terus mensosialiasikan penerapan digitalisasi dokumen kesehatan ini kepada penumpang, dengan harapan 100 persen penumpang sudah menggunakan aplikasi PeduliLindungi yang terintegrasi.
"Penumpang juga diharapkan dapat melakukan tes COVID-19 PCR maupun antigen di laboratorium yang sudah diakui Kementerian Kesehatan sehingga data-data hasil kesehatannya sudah terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi," harapnya.
"Karena penerapan ini masih peralihan, makanya kita sudah menyediakan dua alat yang diletakkan di depan pintu kedatangan. Yang mana alat tersebut nantinya akan mengecek apakah penumpang itu layak untuk melakukan chek in," paparnya.
Akbar menjelaskan, dengan disediakannya alat tersebut, maka penumpang bisa menscan barcode dan mengimput Nomor Induk Kependudukan (NIK) KTP, sehingga nanti akan muncul penjelasan dilayar apakah penumpang tersebut sudah masuk dalam aplikasi PeduliLindungi.
"Dilayar tersebut nanti akan disebutkan apakah penumpang itu sudah divaksin dan apakah penumpang ini sudah melakukan swab PCR. Nantinya penumpang tersebut bisa memutuskan apakah mereka bisa langsung ke counter chek in atau melakukan validasi dokumen kesehatan manual di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)," jelas Akbar.
Akbar menyampaikan, penempatan dua alat itu untuk mengantisipasi penumpukan penumpang di counter chek in.
"Tentunya penerapan ini merupakan kerjasama semua stekholder, baik dari pengelola bandara, KKP, Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya," ujarnya.