Ngawi - Jamasan Pusaka telah menjadi tradisi dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Ngawi tiap tahunnya, dan kali ini digelar di Ruang Data Pendopo Wedya Graha, Minggu (4/7).
Dalam prosesi ini ada dua pusaka berupa tombak yang dijamas diantaranya Kyai Singkir dan Kyai Songgo langit, juga dua payung pusaka yakni Tunggul Wulung serta Tunggul Warono dengan air khusus yang disiapkan para sesepuh Ngawi.
Prosesi jamasan ini diawali mundhut dan lolos pusoko Kyai Singkir dan Songsong Tunggul Wulung, Kyai Songgo Langit serta Songsong Tunggul Warono oleh Parogo, selanjutnya diserahkan kepada Pangasto Pusoko. Saat prosesi pencucian (jamas,red) diiringi rerepan gending Jamasan Pusoko, kemudian begitu selesai dikembalikan ke gedung pusaka.
Acara yang berlangsung khidmat ini dihadiri Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Wakil Bupati Dwi Rianto Jatmiko, Ketua DPRD Heru Kusnindar, Sekretaris Daerah Mokh Sodiq Triwidiyanto, Kepala Kejaksaan Negeri Budi Raharjo serta pejabat lingkup pemkab setempat dengan protokol kesehatan ketat yang jumlahnya tidak lebih dari 30 orang.
“Jamasan pusaka, biasanya dihadiri seluruh kepala OPD, Camat, Perwakilan kepala desa sampai 300 orang, kali ini hanya dihadiri tak lebih dari 30 orang yakni Forkopimda beserta istri ditambah warogo dan yang menjamas. Hal ini adalah bentuk komitmen kami melaksanakan PPKM Darurat tapi masih menyelenggarakan tradisi budaya dalam rangka hari jadi Kabupaten Ngawi ke-663,” jelas bupati.
Dijelaskan Ony Anwar, esensi Jamasan Pusaka adalah bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk Kabupaten Ngawi agar selalu diberikan ketentraman, keamanan serta kondusifitas yang diwujudkan dalam sebuah tradisi.
“Menjamas pusaka atau piandel yang digunakan oleh pimpinan terdahulu dalam melawan penjajah dan merupakan simbol perjuangan yang harus kita jaga atau uri-uri, sebagai tradisi yang esensinya wujud syukur karena dulu pimpinan kita berjuang sangat luar biasa,” terangnya.
Ditambahkan bupati Ngawi, seluruh rangkaian peringatan Hari Jadi Ngawi ke-663 ini karena dalam situasi pandemi dan PPKM Darurat dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat.
"Sesuai dengan ini hal ini pun sesuai dengan tema Hari Jadi ke- 663 yakni "Dengan Semangat Gotong Royong Kita Wujudkan Ngawi Tangguh Melawan COVID-19,” terangnya.