Muda meminta setiap anak muda harus mempunyai jiwa pemimpin yang sangat kuat apa lagi di era milenial saat ini.
"Karena perkembangan teknologi yang sangat cepat dari tahun ke tahun membuat resapan teknologi ke pemuda begitu cepat, untuk itu penting bagi anak-anak muda untuk memiliki jiwa leadership yang tangguh agar tidak tertinggal dan terjatuh," ujar Muda.
Bupati menilai, untuk menjadi seorang pemimpin, setiap anak muda harus berani menancapkan diri dan mempunyai keberanian untuk berfikir visi, karena pada subtansinya setiap orang merupakan calon pemimpin, minimal pemimpin di lingkungan rumah tangganya.
Selain itu, tambah Muda, pemimpin juga harus memiliki lima kecerdasan diantanya kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial dan kecerdasan bahagia.
“Kata ayah saya (Mahmud Akil), rendah diri jangan tapi rendah hati itu harus, karena hal itu merupakan pelajaran di lingkungan keluarga kita. Sering kita lihat hal itu menjadi suatu hal yang bisa mempengaruhi dalam keseharian dan pergaulan, karena hal ini juga akan membuat imajinasi kita berfikir. Sebab berfikir itu sudah pasti akan terwakili dan akan membuat kita bisa melakukan dan akhirnya kita bisa beradaptasi sehingga di situlah awal kita berinisiatif," ucapnya.
Menurut Muda, sosok pemimpin yang ideal itu harus ada upaya perjuangan dan harus menumbuhkan daya juang tinggi. Karena daya juang itu muncul kebanyakan terjadi di dalam faktor internal yang dimulai sejak kecil sampai berumah tangga dan keluarga yang akan memperkuat daya juang seseorang.
“Jadi hal inilah yang perlu ditancapkan di kalangan generasi muda kita agar mereka punya mimpi daya juang yang tinggi sehingga memiliki integritas, karena setiap pemimpin ada masanya dan setiap masa ada pemimpinnya. Hal ini juga satu diantara yang perlu kita pahami kalau kondisi itulah dinamika dan terus mengalami perubahan," ujarnya.
Muda menuturkan, untuk menjadi calon pemimpin, generasi muda harus berani menjebak dirinya untuk berfikir menjadi pemimpin, meski terlihat ekstrem, tapi justru hal ini bagian dari menjebak seseorang secara positif. Karena kalau para calon pemimpin itu tidak menjebak untuk terlibat atau untuk memberanikan berinisiatif itulah awal akibat kegagalan calon pemimpin untuk percaya diri.
“Menjadi seorang pemipin harus memiliki akar yang kuat supaya kita tidak hanya mengandalkan pencitraan saja, namun hal paling terpenting itu jangan sampai kita hanya melihat ini untuk hal-hal yang bersifat sementara dan menjadi solusi permanen dikejar," paparnya.
Bupati Muda menjelaskan, selain itu seorang pemimpin juga harus berfikir solutif yang wajib dikembangkan sebagai cara berfikir setiap pemimpin. Karena selama ini banyak permasalahan di permasalahkan lagi, sehingga tidak ada solusi yang diberikan. Karena masalah itu lebih banyak dipermasalahkan lagi.
“Untuk itulah diperlukan sosok pemimpin yang berfikir solutif, mencari solusi, cari ide cerdas dan cari terobosan supaya bisa melipat ruang dan waktu serta energi agar bisa dikejar solusinya," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi menilai, setiap generasi muda juga harus memiliki target yang harus dicapai. Karena dalam hidup setiap orang juga harus memiliki target, kapan target selesai kuliah, usia berapa target menikah dan kapan target bekerja.
“Itu semua merupakan ekspektasi kita, tapi hal ini bukan bagian dari target seoarang pemimpin karena untuk mencapai target menjadi seorang pemimpin itu harus terus berkelanjutan. Dan sebagai pemimpin baru di Sambas, tentunya saya pribadi mencobanya dari hari ke hari," kata Fahrur Rofi.