Bekasi - Komitmen Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, untuk mewujudkan kota pintar (smart city) dalam hal pengelolaan sampah mendapat sambutan Managing Director PT Waste4Change Alam Indonesia.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) tentang Tata Kelola Persampahan antara Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dan Managing Director PT Waste4Change Alam Indonesia Mohamad Bijaksana Junerosano di CoHive, Plaza Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (9/3).
Wali Kota Bekasi mengungkapkan sasaran dari sosialisasi ini adalah agar Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi dapat lebih baik dalam pengelolaan sampah.
"Persoalan sampah ini bukan hanya permasalahan di Kota Bekasi tetapi menjadi isu dunia, sehingga sangat penting untuk terus melakukan dorongan untuk mewujudkan tata kelola yang baik, menciptakan terobosan yang "out of the box" yang dapat dirasakan oleh masyarakat," kata Rahmat.
Lanjut Rahmat, tuntutan masyarakat di Kota Bekasi sangat sederhana, jika kotanya bersih, lingkungannya tertib, tentu akan memberikan efek positif bagi masyarakat, untuk mewujudkan visi diperlukan pola pikir yang inovatif, dan memiliki kemauan yang sama serta kerja nyata.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Yayan Yuliana mengatakan, membangun kesadaran masyarakat untuk bijak dalam mengelola sampah menjadi konsen pemerintah saat ini.
"Saatnya mengedukasi masyarakat karena sampah yang dihasilkan masyarakat dalam hal ini rumah tangga amat besar volumenya, sedangkan kita ketahui bersama bahwa TPA semakin penuh dan butuh lahan, perlu ada solusi nyata untuk mengelola sampah ini dengan bijak, bahkan kalau bisa sampah ini dimusnahkan," katanya.
Sementara itu, Managing Director PT Waste4Change Alam Indonesia Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan, Kota Bekasi akan menjadi percontohan atau "pilot project dalam penerapan aplikasi Smart City Tata Kelola Persampahan.