Indramayu - Bupati Indramayu Nina Agustina meminta semua lintas sektor dan program untuk berkomitmen melakukan percepatan dan penanganan angka stunting di Kabupaten Indramayu. Hal ini dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Indramayu yang lebih baik.
Hal itu disampaikan dalam kegiatan Rembuk Stunting Tahun 2021 yang diselenggarakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu dan dihadiri dari Ikatan Doktor Anak Indonesia (IDAI) Cabang Indramayu, para kepala perangkat daerah, Camat, Kepala Puskesmas, Kepala Desa, Pertamina RU VI Balongan dan Bank BJB Cabang Indramayu, di Ruang Ki Tinggil Setda, Selasa (8/6).
Menurutnya, stunting merupakan gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga status gizi dan kesehatan ibu dan anak merupakan penentu kualitas SDM, tatkala penanganan stunting tidak dilaksanakan secara sungguh-sungguh tentunya akan menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar untuk daerah.
Pemerintah Kabupaten Indramayu menargetkan, angka stunting pada tahun 2026 sebesar 7,50 %. Untuk penanganan penurunan angka stunting di Kabupaten Indramayu lebih baik lagi, maka upaya penanggulangan stunting dibutuhkan keterpaduan penyelenggaraan intervensi misi pada lokasi dan kelompok sasaran.
Untuk mencapai keterpaduan tersebut, diperlukan penyelarasan, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian multi lintas sektor dan program serta di semua tingkatan pemerintah dan masyarakat.
“Saya berharap camat-camat di Indramayu bisa ebih serius dan peduli kepada daerah ataupun wilayahnya dalam menangani angka stunting ini, karena bagaimanapun camat ini adalah ujung tombak kepemimpinan di suatu wilayah,” katanya.
Tidak hanya para camat melainkan perangkat di bawahnya seperti kepala desa, RT dan RW untuk bisa memantau dan mensosialisasikan pentingnya asupan gizi yang baik untuk ibu hamil atau anak balita dalam menekan angka stunting sedini mungkin.
“Karena RT dan RW berada pada lingkup masyarakat yang kecil, sehingga saya minta tolong pak camat di masing-masing wilayah untuk diperhatikan masyarakatnya akan pentingya penanganan angka stunting. Mengingat kita sama-sama tidak bisa sendiri, saya sebagai pemimpin Indramayu tidak bisa sendiri untuk itu kepada kepala dinas saya meminta tolong untuk memperhatikan wilayah-wilayah untuk peduli dalam menekan angka stunting,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Deden Bonni Koswara menyebutkan, upaya pencegahan angka stunting di Kabupaten Indramayu setiap tahunnya mengalami penurunan, data hasil pelaksanaan Bulan Penimbangan Balita (BPB) Tahun 2018 mencapai 20,5 %, Hasil BPB Tahun 2019 mencapai 15,7 % dan Hasil BPB Tahun 2020 mencapai 10,24 %.
Deden berharap, dengan hasil Indentifikasi permasalahan yang dilaksanakan Dinkes Indramayu bersama Kemendagri, dimana belum semua desa memahami kegiatan prioritas untuk menanggulangi stunting di wilayahnya, maka perlu diatasi secara bersama-sama melalui intervensi gizi spesifik dan intervesi gizi sensitive.
“Intervensi spesifik kalau gampangnya itu yang ada di dalam orangnya jadi yang kita modif itu ibunya atau bayinya. Tetapi kalau intervensi sensitive yang berada di luar dari orangnya tersebut atau penunjang orangnya, manakala tidak tersedianya jamban di rumah maka anak atau ibunya mudah diare dan penyakit lainnya,” harapnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Indramayu Nina Agustina bersama Kepala Dinkes Indramayu, IDAI Cabang Indramayu, para kepala perangkat daerah, Camat, Kepala Puskesmas, Kepala Desa, Pertamina RU VI Balongan dan Bank BJB Cabang Indramayu melakukan Penandatanganan Komitmen Bersama Pencegahan Stunting Tahun 2021 di Kabupaten Indramayu.
Selanjutnya Bupati Indramayu Nina Agustina juga menyerahkan piagam penghargaan terhadap Kecamatan Pasekan dan Puskesmas Pasekan atas inovasi pencegahan dan penanggulangan stunting. Serta penghargaan terhadap Pertamina RU VI Balongan Indramayu yang telah peduli terhadap pencegahan dan penanggulangan stunting di Indramayu.