Labuan Bajo - Kolaborasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Lembata diharapkan mampu membangun kemandirian bagi masyarakat yang terintegrasi dan bermanfaat.
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Utama Badan Pelaksanaan Otorita Labuan Bajo Flores, Shana Fatina pada kegiatan Forum Floratama yang dilanjutkan dengan penandatanganan MoU bersama Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, seperti disebutkan dalam siaran pers BPOLBF, Senin (7/6).
"Kita sama-sama merumuskan visi-misi pariwisata dan pengembangan terpadu di Kabupaten Lembata yang merupakan satu di antara sebelas kabupaten yang menjadi wilayah koordinatif kami. Kiranya bisa semakin solid, berintegrasi, dan bisa bermanfaat", terang Shana.
Dirinya berharap, melalui Forum Floratama tersebut, kedua pihak mampu berkolaborasi dalam visi yang sama sesuai peran masing-masing mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten, dan BPOLBF agar saling berkoordinasi dengan skala prioritas, bagaimana pariwisata bisa kembali ditingkatkan pasca pandemi COVID-19.
"BOPLBF ingin pariwisata Lembata tampil dengan wisata tematik yang sangat kuat. Hal ini penting untuk saling Koordinasi baik hulu maupun hilir. Untuk mencapai itu perlu ada sinergi bersama," lanjut Shana.
Oleh karena itu, jelasnya, semua pihak wajib bergandeng tangan secara bersama-sama untuk mencapai impian bersama. Wisata desa yang ada di lembata akan menjadi fokus utama juga dengan prioritas utamanya Wisata Lamalera. Namun sebelum menuju Lamalera, destinasi lingkar, Mingar, Lolong dan Tawe untung (MLT) mesti dibenahi untuk menyokong progres utama.
Selain itu, tambah Shana, produk ekraf Lembata juga harus terus digerakkan. Karena dalam waktu dekat tanggal 18 Juni akan ada event Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang diselenggarakan di Labuan Bajo.
"Saya berharap produk ekraf dari kabupaten Lembata bisa mengikuti event ini. Kami BPOPLBF akan membangun platform, agar terus membantu menginkubasi produk-produk yang ada dari segi peningkatan kualitasnya, packaging hingga pemasarannya. Agar wisatawan yang datang ke Labuan Bajo bisa mengenal Lembata melalui produk-produk ekraf nya," harap Shana.
Kepada Pemkab Lembata, Direktur Utama BPOLBF menyampaikan terima kasih atas segala support dan berharap semoga bisa berjalan seiring untuk memajukan pariwisata yang berkelanjutan dan sustainable. Pihak BOPLBF berharap Forum Floratama bukan hanya sebatas ceremonial biasa, tetapi harus ada tindak lanjut dan perlu dievaluasi bersama, karena Forum Floratama bukan punya BPOLBF, tetapi milik kita semua", jelas Shana mengakhiri sambutannya.
Menanggapi pernyataan Direktur Utama BPOLBF, Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur sangat berharap agar kehadiran BPOLBF bisa menjadi pendorong untuk percepatan pembangunan pariwisata Kabupaten Lembata secara berkelanjutan.
"Ini merupakan momen yang sangat luar biasa. Meskipun jarak kota Lembata yang cukup jauh dari Labuan Bajo tetapi pihak BPOLBF begitu perhatian untuk pengembangan kota ini," ungkap Eliaser.
Menurutnya, Kabupaten Lembata memiliki tantangan soal akses transportasi bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Lembata terutama bagi wisatawan yang datang dari Labuan Bajo. Itu akan memakan waktu yang cukup lama.
Oleh karena itu, hadirnya pihak BPOLBF diharapkan bisa berkolaborasi bersama dalam upaya mencari alternatif pariwisata yang dapat disesuaikan seperti daya tarik atau hal-hal unik yang ada di Lembata menjadi pilihan yang bisa ditawaran ke pihak wisatawan. Karena itu sektor-sektor lain yang menjadi daya dukung harus di eksplor lebih luas lagi.
"Produk-produk ekraf yang dihasilkan oleh masyarakat Lembata harus bisa dikolaborasikan dengan pariwisata di Labuan Bajo yang merupakan pintu gerbangnya. Karena bicara pariwisata merupakan cara perjalanan orang dan bagaimana uang berputar di situ," terangnya.
Penandatanganan MoU ini, jelas Bupati Eliaser, diharapkan harus ada benefit bagi masyarakat Kabupaten Lembata. Pariwisata semestinya harus bisa mengakomodir dan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat Lembata. Para pelaku pariwisata harus bisa bergerak dari hulu hingga ke hilir. Tugas tersebut bukan merupakan tugas pemerintah semata tetapi perlu kolaborasi bersama.
"Kepada pihak BPOLBF kami sampaikan terima kasih karena sudah menjalin kerjasama melalui nota kesepahaman ini. Mudah-mudahan kerjasama ini diikuti dengan loncatan percepatan pembangunan yang mumpuni," ucapnya.
Hadir dalam Forum Floratama tersebut, Asisten II Setda Kabupaten Lembata, Pentahelix Kabupaten Lembata, Direktur Destinasi Pariwisata, Konstant Mardinandus dan Direktur Industri dan Kelembagaan Pariwisata Neysa Amelia.